djokothole

stand alone

08 October 2009

sudah 10 tahun atau baru 9 tahun?

"Wah sudah 9 tahun nih kita di millenium baru" celetuk teman saya saat makan siang kemarin.
Saya agak tergelitik dengan kalimat itu untuk segera menyahutinya "9 tahun ato 10 tahun?".
Teman saya agak mengernyit sebentar, "9 tahun dong, maksud saya sampai nanti akhir 2009 ini, angkanya 2009 berarti baru 9 tahun dong".
Saya semakin semangat menimpali "yang bener, coba inget2, dulu ente merayakan pergantian millenium tahun baru 2000 kan? Hitung deh, 2000 sampai 2009 kan sepuluh tahun".
Dia agak tercenung sedikit, "Iya ya, tapi koq rasanya aneh ya, tapi ya sudah lah, mo berapa tahun juga, ni gado-gado dah nunggu dari tadi he he". langsung ia menyantap gado-gadonya.


Sebetulnya saya sepakat dengannya bahwa baru 9 tahun kita masuk ke millenium ini. Sepuluh tahun lalu kira-kira di bulan yang sama - Oktober 1999 - orang sudah mulai ramai bersiap mempersiapkan diri memasuki millenium baru. "Millenium" kata yang sangat jarang digunakan tiba-tiba jadi ramai disebut, di jalanan, di warung kopi, di kantor-kantor, mulai dari anak SD sampai yang bangkotan juga dengan fasihnya menyebutkan kata ini. Koran, majalah, radio, televisi juga membuat suasana semakin semarak. 2000 jadi angka yang begitu indahnya, banyak produk, tempat dan kegiatan-kegiatan bahkan memberi embel-embel angka ini. Luar biasa lah pokoknya.

Sepuluh tahun yang lalu saya pernah berdebat masalah ini dengan beberapa teman saya. Sekali di kantin kampus dan sekali lagi bersama teman kerja saya. Saat itu saya sudah bekerja tapi kuliah saya belum selesai, makanya saya masih ingat moment-moment itu. Inti dari perdebatan adalah bahwa saya sangat merasa yakin bahwa tahun baru 2000 bukanlah saat yang tepat untuk menyebut "selamat masuk ke Millenium baru". Bagi saya kata itu tepatnya baru bisa disebutkan setahun kemudian - Tahun Baru 2001 - karena akhir tahun 2000 lah masa berakhirnya Millenium II. Karena saya hakkul yakin jumlah tahunnya baru benar-benar 2000 tahun sejak tarikh masehi diberlakukan. Coba saja dihitung manual mulai dari 1 - 2 - 3 - 4 - 5 - dst sampai 2000. Kecuali - ini yang saya gak tahu - pernah ada tahun "0" yang dijalankan oleh tarikh masehi selama 1 tahun penuh.

Perdebatan itu tidak berakhir dengan menghasilkan kesimpulan apa pun karena lawan debat saya tidak sepenuh hati berargumen, hanya senyum-senyum aja, lha wong yang merayakan sebutan "Millenium Baru" sedunia koq. Saya bilang "Banyak orang di luar sana tidak mau menyebut "Millenium Baru" lho, mereka menyebutnya Y2K alias year two kilo, itu kan sebagai apresiasi bahwa mulai tahun 2000 penulisan tahun tidak lagi dimulai dengan angka satu". tapi ya itu tadi, saking banyaknya yang menyebut Millenium maka pendapat saya jadi gak ditanggapi. Tapi pertanyaan itu masih tersisa terus sampai sekarang, sampai kemarin sebelum makan siang.

Memang sebenarnya bagaimana? Saat itu saya masih berharap akan ada argumen dari orang yang lebih bisa mengeluarkan argumen yang bisa menguatkan pendapat saya, tapi gak ada tuh? (belum nemu mungkin ya). Saya menunggu sampai di akhir tahun 2000, berharap ada pendapat lagi mengenai hal ini. tapi di akhir tahun 2000 atau pada saat Tahun Baru 2001, orang-orang tidak berkomentar lagi seperti tahun sebelumnya. Sampai saya hampir mengalah untuk menerima hal ini karena masak sih saya yang benar, kalo benar pasti gak cuma sendirian dong. Sampai saat ini belum ada pencerahan, mungkin ada yang bisa membantu menjelaskan, bagaimana sebenarnya? Saya masih akan terus menganggap orang-orang telah keliru untuk yang ini. Kelirumolog Jaya Suprana mungkin bisa membantu he he ..

BTW, selamat melalui 10 tahun pertama di Millenium Baru ini bagi mereka yang merayakan pergantian Millenium Baru di Tahun Baru 2000 ..

0 comments: