tag:blogger.com,1999:blog-82861372024-03-13T06:06:51.005+07:00djokotholestand alonedjokotholehttp://www.blogger.com/profile/18049198633077205545noreply@blogger.comBlogger28125tag:blogger.com,1999:blog-8286137.post-23518290389329605312012-02-20T00:48:00.002+07:002012-02-20T01:06:12.294+07:00Sapu naik ke mejaSapu digunakan untuk menyingkirkan benda-benda yang di rasa kotor atau mengganggu. Biasanya digunakan di lantai. Sapu biasanya dirancang cukup ringan saat digunakan tapi cukup kokoh untuk menyeret kotoran-kotoran di lantai. Gagangnya panjang sehingga selain nyaman digunakan sambil berjalan dan berdiri juga diharapkan mampu menjangkau pojok-pojok ruangan dan kolong-kolong.<br />
<a name='more'></a><br />
Sapu itu sewajarnya tahan banting, kuat menyeret kotoran mulai dari debu sampai beling pecahan gelas yang jatuh. Sangat dibutuhkan, sehingga rasanya aneh jika ada rumah sampai tidak memiliki sapu.<br />
Alat lain yang memiliki fungsi mirip dengan sapu adalah kemoceng. Benda ini paling sering ditemui dalam wujud jauh lebih kecil dari sapu. Biasanya dirangkai dari bulu unggas, atau yang lebih modern adalah dari bahan plastik sintetis. Fungsinya mirip dengan sapu dengan spesialisasi menyingkirkan debu dan biasanya di tempag-tempat yang lebih tinggi. Rasanya sasaraan utama tempat ini adalah meja. <br />
Meja itu seharusnya merupakan perabotan yang bersih, tempat aman bagi manusia untuk menyandarkan tangan, menyimpan makanan bahkan untuk menitipkan kepala saat kantuk menyerang tiba-tiba. Karenanya kemoceng menjadi sahabatnya, anggun dan bisa dengan luwes mengibas debu di atas meja. Selama kemoceng masih bisa mengatasi tugas menyeret kotoran dari atas meja, maka situasi masih dapat disebut normal.<br />
Satu kemungkinan bisa terjadi. Meja yang sudah jarang disentuh oleh kemoceng menjadi selalu tampak kotor. Dan kalau itu berlangsung terus maka hilang sudah citra meja yang bersih. Harapan datangnya kemoceng mungkin lama-lama menjadi pupus dan ketika kotoran tanah, bahkan tahi binatang sudah naik ke atas meja, tidak ada jalan lain, sapu harus naik ke atas meja!<br />
Jika kita bisa menggunakan kemoceng secara konsisten, wajar dan teratur, yakinlah sapu tidak akan naik ke atas meja.<br />
Catatan :<br />
Jika dibaca berikut :<br />
rumah adalah bangsa/negara<br />
meja adalah birokrasi.<br />
Kemoceng adalah sistem kontrol birokrasi<br />
Dan sapu adalah kekuatan rakyat<br />
Maka janganlah kita biarkan meja menjadi kotor sampai sapu harus naik ke atas meja<br />
Sigh .. <br />
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!djokotholehttp://www.blogger.com/profile/18049198633077205545noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8286137.post-25967900129400804692011-04-19T01:10:00.002+07:002011-04-19T01:11:48.459+07:00Take nothing but picture ..<i><span class="fullpost">Kill nothing but time</span></i><br />
<i><span class="fullpost">Take nothing but picture</span></i><br />
<i><span class="fullpost">Leave nothing but footprints</span></i><br />
<br />
<span class="fullpost">Saya pernah membaca ketiga semboyan di atas waktu jaman SMA dulu, tepatnya di sebuah buku diktat panduan yang jadi pegangan kelompok kepecintaalaman di sekolah saya dulu "Manggala Paksi". semboyan itu mengakhiri tulisan yang membahas tentang teknik kegiatan alam bebas menyusuri gua. Namun sebenarnya semboyan itu tidak hanya terbatas untuk kegiatan itu saja. seluruh kegiatan alam bebas lain seperti travelling, adventuring, extreme sport dan lain sebagainya sebaiknya mengingat ketiga semboyan di atas.</span><br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Kill nothing but time<br />
Menikmati kegiatan di alam bebas sebagai kegiatan rekreatif yang menyenangkan di antara kesibukan rutin dengan tidak membunuh hewan apapun tentunya tidaklah sulit, bagaimanapun perlu disadari bahwa dengan membunuh hewan maka sebenarnya kita telah mengancam keseimbangan alam terutama terkait dengan sistem rantai makanan yang pada gilirannya seringkali menimbulkan kerugian atau kerusakan. ekosistem. Tidak ada toleransi mengenai hal ini termasuk kegiatan berburu dan memancing. kedua kegiatan tersebut baru bisa ditolerir jika terkait dengan pemberantasan hama yang tentu saja dengan catatan-catatan bahwa kegiatan tersebut tidak akan mengancam keberlangsungan populasi spesies tertentu. Janganlah membunuh apapun selain membunuh waktu anda.<br />
<br />
Take nothing but picture<br />
Sensasi empiris saat menjalani kegiatan di alam bebas atau berpetualang atau sekedar travelling tentu menghasilkan pengalaman yang akan menyenangkan. sah-sah saja jika kita mendokumentasikannya agar kenangan terhadap kegiatan itu tidak hilang. dan sebuah foto atau rekaman video menurut saya sudah cukup untuk membawa kita kembali ke kenangan saat berkegiatan di alam bebas. Biarkan segala sesuatunya tetap pada tempatnya seperti sebelum kedatangan kita. <br />
<br />
Leave nothing but footprints<br />
Keindahan alam adalah untuk semua orang, jadi biarkan kesempatan menikmati keindahan alam juga dapat dirasakan oleh orang lain. Nyampah hanya akan mengurangi keindahan. <br />
<br />
<br />
Selamat berkegiatan alam bebas, berpetualang atau travelling :)djokotholehttp://www.blogger.com/profile/18049198633077205545noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8286137.post-59471922567307447512011-03-27T08:47:00.005+07:002011-04-19T01:13:06.673+07:00Earth Hour<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgv6xWDPa2jie92JDp8O6X7OpkWQRfcbHrN7JMcwIhZjOe4uvNe3FsfpMDjXzkCoaoZqcMpXsZZ7d9sWtlIMwTXzpHltd6NdpslR2usx-GTiDeRskawyrB4sUTYaiqCbzwxe-PM/s1600/earth-hour-1-15360.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="196" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgv6xWDPa2jie92JDp8O6X7OpkWQRfcbHrN7JMcwIhZjOe4uvNe3FsfpMDjXzkCoaoZqcMpXsZZ7d9sWtlIMwTXzpHltd6NdpslR2usx-GTiDeRskawyrB4sUTYaiqCbzwxe-PM/s200/earth-hour-1-15360.jpg" width="200" /></a></div><br />
<a href="http://www.earthhour.wwf.or.id/">Earth Hour</a> selalu diadakan 1 tahun sekali setelah awalnya sukses digerakkan di australia pada yahun 2007. Dari sebuah gerakan menjadi sebuah acara tahunan, ya.. hal ini dikarenakan sekarang telah menjadi bentuk kepedulian terhadap lingkungan yang mengikutsertakan kota2 besar di seluruh dunia menyelenggarakannya. Saat ini Earth Hour adalah salah satu ajang-nya <a href="http://www.wwf.or.id/">WWF</a>.<br />
<br />
Earth Hour adalah sebuah kampanye kepedulian lingkungan yang secara sukses telah menginspirasi banyak orang. Bravo!<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
Namun, ada beberapa fakta yang seharusnya diperhatikan seiring dengan meningkatnya kesadaran kita terhadap lingkungan. Kenyataannya 80% emisi gas karbon dihasilkan oleh negara-negara maju. Mereka ini memenuhi kebutuhan sumber daya energinya dari batubara dan migas negara berkembang. <br />
Fakta berikutnya, negara-negara berkembang "disuap" untuk program pengembangan hutan dan mengurangi penggunaan energi. Tidak lain supaya ketersediaan energi mereka terjamin keberlangsungannya, di sisi lain emisi karbon mereka disedot hutan negara-negara berkembang. <br />
Upaya kampanye global warming, go green, earth hour dan lain sebagainya memang menginspirasi banyak orang untuk lebih sadar dan pada gilirannya melakukan peran aktif. Tapi satu perjuangan besar bagi seluruh penduduk bumi yang paling krusial adalah memaksa Amerika Serikat beserta 36 negara maju lainnya untuk meratifikasi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Protokol_Kyoto#Status_terkini_para_pemerintah">Protokol Kyoto</a> untuk menghemat energi dan mengurangi emisi karbon. Karena sampai saat ini Amerika Serikat masih menentang perjanjian tersebut, mungkin karena masih enggan meninggalkan kenyamanan menghamburkan energi. Bahkan Jepang berencana untuk tidak melanjutkan <a href="http://www.antaranews.com/berita/1291968051/frustrasi-jepang-protokol-kyoto-dan-keberlanjutan-pasar-karbon">komitmen</a> pasca protokol kyoto di tahun 2012.<br />
Semoga Earth Hour semalam di seantero tanah air gak cuma bagian dari gaya hidup yang nampak keren aja, atau jadi seru-seruan sesaat yang hanya menghasilkan kegelapan semata, mudah-mudahan ini akan menjadi pijakan yang semakin besar untuk sebuah gerakan global yang signifikan dan tidak seremonial semata.<br />
Tulisan ini terinspirasi dari banyak sumber yg saya baca dan pelajari dalam 3 hari terakhir. Cuman, karena komputer dan modem jebol dijilat petir, saya agak sulit mengikutsertakan tautan ke artikel, opini atau situs sumber maupun referensi. Nanti deh, kalo gak males disusulin di posting berikutnya he he..<br />
<br />
-Duapulutujuhtiluduarebusabelas-djokotholehttp://www.blogger.com/profile/18049198633077205545noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8286137.post-63527819564310005982011-03-25T22:55:00.003+07:002011-04-19T01:12:38.259+07:00Ulang TahunHari ini saya berulang tahun, selalu saja kerap merasa risih dengan ucapan selamat ulang tahun, seolah orang-orang memberi selamat karena keberhasilan saya masih tetap bisa bertahan hidup sampai saat ini, padahal terus terang saya bertahan hidup sampai saat ini semata-mata karena Allah SWT masih belum memanggil saya. Jadi sangat sering sekali saya menghindar mendapat ucapan ini. Tetapi saya tentu saja mengamini semua doa yang disampaikan.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
Saya selalu menghindar jika diminta merayakan ulang tahun atau diminta nraktir, mungkin karena kocek saya yang memang bokek terus ato bawaan pelit he he.. Tapi bagi saya cuma moment ini yang mengingatkan saya untuk berintrospeksi, buat saya, hari ini adalah waktunya menyendiri untuk merenung. Ada progress gak? Baik di ranah spiritual maupun kondisi duniawi. <br />
Seperti hari ini, saya begitu malunya harus mulai menulis angka baru yang lebih besar. Kenapa? Karena usia bertambah tapi koq kualitas diri gak nambah, gak ada bedanya sama tahun lalu. Malah mundur.<br />
Rasanya secara spiritual, terasa sekali kemunduran, karena rasanya setahun ini semua ukuran yang saya tetapkan untuk jadi target murni duniawi semua. Tapi yang bikin tambah ancur.. ternyata ukuran-ukuran itu juga tidak memacu saya untuk bisa meraih target-target itu.<br />
Dua tahun yang lalu adalah tahun bermimpi. Saya mulai merancang mimpi-mimpi masa depan. Lumayan bagus karena saya mulai menyusun rencana-rencana untuk mencapainya. Tapi ternyata tahun kemarin saya lewati sebagai tahun bullshit. Karena tidak satu pun upaya untuk mencapai mimpi-mimpi itu saya kerjakan. Rencana-rencana proyek pribadi terkubur dianggurin, karir mampet, keuangan empot-empotan dan kualitas spiritual saya sungguh-sungguh kosong nol besar.<br />
Tapi malam ini saya mau duduk untuk mereka ulang lagi mimpi-mimpi itu. Supaya tahun depan saya tidak semalu sekarang. Agar tahun depan agak mudah hati ini menerima ucapan selamat ulang tahun. Semoga..djokotholehttp://www.blogger.com/profile/18049198633077205545noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8286137.post-75740370486951741182011-02-06T04:01:00.001+07:002011-02-06T04:02:05.671+07:00Domain, Hosting dan Desain Situs<span class="fullpost">Sekarang ini memasuki dunia internet sudah bisa dilakukan siapa saja. Baik institusi maupun pribadi bisa menggunakan dunia maya untuk berinteraksi. Maklumlah koneksi internet semakin mudah didapat, mulai dari ajang bergaul melalui situs jejaring sosial sampai berjualan. Berjualan produk, ide, brand bahkan menjual diri :P.</span><br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<span class="fullpost">Secara sederhana setelah pencet sana pencet sini selama ini, kayaknya saya melihat gambaran besar duna internet itu sebenarnya hanyalah jutaan halaman yang bisa dkunjungi. Ya .. secara teknis memang gak sesederhana itu tapi kurang lebih begitulah. </span><br />
<br />
<span class="fullpost">Semua orang bisa memiliki situs pribadi dan berbagi dengan semua pengguna dunia maya. Salah satunya dengan mengelola blognya. kalau dikelola dengan baik blog juga bisa koq digunakan untuk meraih tujuan-tujuan tertentu bagi pemiliknya, bahkan beberapa netter pribadi mulai menggunakan fasilitas berbayar untuk membentuk situsnya. Mereka membeli domain supaya bisa punya nama situs wewewe dot namanya dot com, terus ada juga yang membeli paket hosting supaya seluruh info dan aplikasi untuk ngejalanin situsnya tersimpan. Netter-netter jenis ini sih bagi saya canggih banget. Tapi kembali juga jadinya ya itu tadi, cuma sebuah halaman untuk ditengok orang di dunia maya he he .. Ya mungkin yang gratisan kayak blog pun sebenernya bisa aja dikemas baik dan memberi manfaat nyata buat pemiliknya.</span><br />
<span class="fullpost"><br />
</span><br />
<span class="fullpost">Yang perlu diperhatikan dan terus dikembangkan buat netter-netter serius di dunia maya adalah desain situs, baik desain halaman, isi, maupun manajemen situsnya yang mencakup aplikasi yang ditanam di situsnya. Jadi bikin situs di internet tuh ibarat bikin rumah, </span><span class="fullpost">dari awal desainnya meliputi gambar rencana bangunan, pembuatan konstruksi bangunannya, bahannya, tukangnya, prosesnya bahkan saat </span><span class="fullpost">ngatur interior, tuh dipikirin estetika, fungsi, serta pertimbangan kenyamanannya untuk ditinggali. Saya yang baru merhatiin dikit aja rasanya sudah takjub dengan itu semua. Perencanaan, pembuatan sampai pengelolaan situs tuh ternyata detailnya banyak banget. Seru juga, dan jadi ingin juga nyoba bikin situs serius. Siapa tahu bisa buka dagangan di situ he he ..</span><br />
<span class="fullpost"><br />
</span><br />
<span class="fullpost">tapi yang penting sebelum memulai itu semua sebaiknya saya mulai mengarahkan keinginan ini untuk menjadi sebuah ide dulu. ide yang bagus tentunya. ide yang kemudian bisa saya turunkan menjadi sebuah rencana untuk diwujudkan. Kalau anda punya ide yang brilian dan mau mengeksekusinya, saya punya rekomendasi penyedia jasa domain dan hosting indonesia yang bisa disamperin di <span style="font-size: small;"><a href="http://my.idebagus.com/aff.php?aff=2768"><b>link</b></a></span> ini. Ayo .. realisasikan ide bagus anda untuk bisa berkarya. </span><br />
<span class="fullpost"><br />
</span><br />
<span class="fullpost"></span><br />
<span class="fullpost">Sebagai pemula, saya sih harus belajar lebih banyak dulu, dan metode klasik belajar yang ampuh adalah membaca lalu menuliskannya kembali. saya mau lebih banyak dan dalam lagi menyelam di dunia ini. Berkelana dulu biar nanti tulisan tuh gak ngambang dan garing kayak gini tapi ada tambahan ilmu buat yang nulis sama yang baca :) </span><br />
<span class="fullpost"><br />
</span>djokotholehttp://www.blogger.com/profile/18049198633077205545noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8286137.post-76620035583483025712011-02-05T14:21:00.004+07:002011-02-05T15:08:56.822+07:00facebook memang dahsyatFacebook memang dahsyat, dua tahun lalu saya memang merasa terkagum-kagum dengan facebook, situs jejaring sosial ini ternyata dengan hebatnya bisa menjadi one stop service, ada wall yang bisa menjadi tempat microblogging, ada message yang bisa menggantikan email, ada chat yang menyerupai YM dan ada sarana posting multimedia yang memungkinkan mengunduh foto ato film .. pokoke mantap lah.<br /><a name='more'></a><br /><br />Saat pertama kali join dengan facebook, saya sebenernya lagi asik2nya bergaul di friendster, namun rasa keingintahuan membuat saya ingin mencoba facebook. ternyata di kisaran waktu yang sama banyak pengguna internet yang melakukan hal sama, hingga saya merasa terkagum-kagum juga karena di situs ini mudah sekali terhubung dengan orang-orang yang sudah lama gak ketemu.<br /><br />Terkadang sering juga rasa penasaran ini mengusik, sampai sejauh mana situs jejaring sosial ini akan bertahan menjadi trend, sejauh mana penggunanya merasa terpenuhi kebutuhannya hingga tidak merasa perlu lagi situs ini. Tapi setelah 2 tahun berjalan rasanya belum kelihatan tanda-tanda situs ini akan ditinggalkan orang. malah semakin ramai saja. Istri saya bahkan merasakan manfaatnya dengan membuka <a href="http://www.facebook.com/belloshop">toko online</a> yang semakin hari malah semakin laris saja :)<br /><br />Saya ini netter musiman dan kumat-kumatan, kadang ingin nge-blog, kadang ingin meramaikan milis, kadang seneng maen game online, kadang juga menghabiskan waktu banyak sekali dengan browsing atau nontonin twit masuk di twitter tapi tetep aja pasti nyempetin nengokin facebook.<br /><br />Nah sekarang ini lagi mulai agak jenuh ngeliat facebook, pengen juga jadi netter yang mengembangkan diri tidak hanya sekedar bergaul saja tapi juga lebih pinter lagi he he ..<br /><br />Mungkin menarik juga mempelajari facebook, nanti mungkin mau nyempetin waktu untuk menelusuri ranah ini lebih jauh, syukur-syukur bisa jadi ulasan :P<br /><br />Dari semua pengalaman selama ini, rasanya harus diakui facebook memang dahsyat, dan kedahsyatannya membuat saya mulai berpikir untuk menjadikan facebook sebagai entry point untuk menjadi netter yang lebih baik. Mari kita berkarya ..<br /><br /><span style="font-style: italic;font-size:85%;" >nb: yang pasti mo nge-blog lagi ah ..</span>djokotholehttp://www.blogger.com/profile/18049198633077205545noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8286137.post-965273188004646312011-01-06T21:12:00.001+07:002011-01-06T21:34:07.385+07:002011Januari 2011djokotholehttp://www.blogger.com/profile/18049198633077205545noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8286137.post-30361023031704575652010-10-05T23:34:00.002+07:002011-01-09T02:22:54.679+07:00DominasiDominasi .. apa ya definisinya? saya sih memaknai kata ini secara sederhana sebagai kesamaan dari menguasai. Saya pernah begitu inginnya menjadi orang yang dapat menguasai - menjadi dominan. ternyata banyak cara menjadi dominan, misalnya memenangkan perdebatan, atau bisa juga dengan melakukan represi fisik. Tapi apa sih yang didapat dengan menjadi dominan? <br /><a name='more'></a><br />Ternyata menjadi dominan tidak selalu berbanding lurus dengan menjadi lebih nyaman. seringkali saya dihadapkan pada situasi dimana ternyata ketika saya menjadi dominan dalam sebuah kesempatan justru malah terperosok dalam kondisi terasing.djokotholehttp://www.blogger.com/profile/18049198633077205545noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8286137.post-34788273720451528942010-10-05T02:43:00.002+07:002010-10-05T02:45:28.235+07:00mulaiMulai lagi ..djokotholehttp://www.blogger.com/profile/18049198633077205545noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8286137.post-4188447586765120012010-01-20T21:52:00.003+07:002010-01-20T22:01:56.396+07:00Kumat-kumatanbegini nih, punya blog tapi ngisinya kumat-kumatan ..<br />sebenernya lumayan buat mencurahkan pergulatan pemkiran di kepala, kalau suatu saat dilihat bakalan inget lagi, bagaimana dulu pernah berpikir, tap problemnya ya itu tadi mau menuangkannya koq susah apa karena gak pernah terbiasa menulis?<br /><a name='more'></a><br /><br />jangan-jangan karena suasana sepi ini, gak ada feedbacknya, memang sih sedih juga kalo lihat blog lain yang ramai dikomentari atau dikunjungi pembaca. tapi kan seperti di post yang lalu pernah juga berniat menjadikan ini blog sendirian aja he he .. <br />tapi kasihan deh gue ..<br />mo nimbrung di blog orang lain juga kayaknya masih setengah hati, mungkin karena gak bisa gaul ..<br />ya sudahlah sementara begini aja duludjokotholehttp://www.blogger.com/profile/18049198633077205545noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8286137.post-13974275687897497492009-11-05T00:36:00.003+07:002010-10-05T23:35:31.704+07:00Burung HantuSepasang burung hantu bersarang di rongga pohon palem yang sudah mati di depan rumah. Sejak seminggu lalu setiap malam suaranya berkaok2. kelihatannya mereka baru saja menetaskan anak-anak mereka. sejak 2 hari yang lalu suara kaoknya hilang. Mereka hanya saling berdiam diri di pucuk pohon palem tersebut.<br /><a name='more'></a><br />sampai saat ini saya masih sering mengamati sambil penasaran kok suaranya tidak ber-hu hu hu seperti di buku2 anak saya. ingin sekali memotretnya sebagai kenangan bahwa saya pernah punya tetangga baru yang kalo siang gak kelihatan tapi kalo malam nagkring sampai pagi he he .. sayangnya kamera poket saya tidak mampu mengambil gambarnya dengan jelas, terlalu gelap di atas sana.<br /><br />yah saya mau lihat, berapa lama mereka akan bertahan di sana toh lingkungan perumahan ini rasanya bukan habitat mereka. Kapan ya kira2 anaknya akan keluar dan ikut terbang mencari tikus .. <br />Sampai kapan tetangga baruku ini akan bertahandjokotholehttp://www.blogger.com/profile/18049198633077205545noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-8286137.post-36893977927215253062009-10-15T23:46:00.000+07:002009-10-15T23:51:18.498+07:00reuniAda kata yang jadi sering saya dengar akhr-akhir ini, REUNI. banyak kawan lama yang jadi terhubung lagi dengan ikut serta bergaul di facebook. dan ketika kawan lama saling berkabar, selain bernostalgia, keinginan untuk ketemu kembali juga semakin besar. termotivasi dengan keinginan untuk mengingat kenangan masa lalu serta rasa penasaran bagaimana kondisinya sekarang. dua hal tersebut sebenarnya bagian dari kebutuhan kita untuk membina jejaring. saya menyebutnya kebutuhan, karena seingat saya katanya manusia adalah mahluk sosial, jadi ketika menemukan kembali sosok-sosok yang pernah dikenal di masa lalu bagaikan menemukan harta yang sempat hilang.<br /><a name='more'></a><br />Memang ada yang tidak begitu antusias dengan reuni, banyaklah peyebabnya.. mungkin karena pertemanannya di masa lalu yang tidak terlalu berkesan atau menganggap kegiatan ini tidak akan mampu memenuhi kebutuhannya "berjejaring" (mungkin padanan inggrisnya untuk istilah ini yang memper-memper mirip adalah "networking"). Bisa juga kesibukan di masa sekarang yang membuat seseorang merasa gak ada kesempatan untuk itu.<br /><br />Saya termasuk orang yang sangat antusias dengan reuni, walaupun tiap ada ajakan reuni gak pernah bisa datang karena lokasi tinggal yang jauh dengan komunitas-komunitas masa lalu saya. Bagi saya reuni bisa menjadi moment yang indah. beberapa komunitas pertemanan saya di masa lalu begitu guyubnya, sehingga yang tersisa dalam kenangan selalu yang indah-indah. Yaa .. mungkin juga karena semua itu masih di dunia menuntut ilmu yang notabene bagi saya adalah jaman masih belum banyak pikiran ha ha ..<br /><br />Tetapi dalam satu hal, dunia saya sekarang ternyata tidak mampu memberikan keleluasaan "bergaul" seperti jaman dulu. jadi bisa juga antusiasme ini bentuk dari pemenuhan kebutuhan saya untuk mengisi ruang-ruang kosong dalam jiwa saya yang tidak terpenuhi dalam kehidupan sekarang. <br /><br />Kegiatan reuni gak akan berjalan kalau peserta-pesertanya tidak antusias. Itu mengapa kegiatan ini bisa termasuk dalam kategori interaksi sosial yang berhasil tidaknya ditentukan oleh tingkat partisipasi pelakunya. kalau berhasil maka ajang ini akan menjadi bagian baru dari kenangan indah itu.<br /><br />Saya sempat berpikir, tak perlulah kita mengingat-ingat masa lalu, yang indah-indah pun kalau sudah lewat ya tetap saja basi. Toh kita tetap harus menjalani kehdupan kita "sekarang". Nanti malah jadi sedih, karena terlalu mengenang masa lalu yang indah sampai sulit menerima masa sekarang. Mungkin analoginya anak saya kalau kebanyakan ketawa siangnya, malamnya bisa jadi banyak menangis di dalam tidurnya. Saya juga termakan oleh sebagian lirik lagu Counting Crows yang berjudul Mrs. potter's lullaby : "If dreams are like movies, than memories are films about ghost". <br /><br />Namun kemudian otak dan hati saya menolak pandangan itu, kalau mau reunian dan mengupayakannya menjadi ajang yang asik maka akan menambah panjang kenangan indah itu sendri. Mengenang masa lalu yang indah bagaikan tambahan waktu dalam melewati jatah hidup kta - di bagian yang menyenangkan . Mungkin ini yang dimaksud dengan "silaturahmi akan memperpanang usia".<br /><br />jadi kawan-kawan lama, mari kita reunian :)djokotholehttp://www.blogger.com/profile/18049198633077205545noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-8286137.post-25627495644109822242009-10-14T23:06:00.001+07:002009-10-14T23:09:45.381+07:00yang tertunda<span style="font-style:italic;">blog ini sudah lama ada lho, <br />begitu lama sudah ..<br />tapi koq sepi terus?<br />apa sih kendalanya?<br />apa ya?<br />hmm .. banyak sih, sampai bingung nulisnya</span><br />(he he .. kayaknya sama dengan jawaban waktu ditanya " kenapa sih skripsi gak beres-beres?")<br /><a name='more'></a><br />memang sih blog ini sudah ada sejak tahun 2004, tepatnya 11 september 2004, itulah posting pertama, sudah lupa moment kayak apa, lupa juga apakah bikinnya deket2 tanggal itu ato jauh sebelumnya dah lama sih. Tapi posting pertama tuh cakep juga untuk pembuka coba klik di sini. singkat dan padat - karena gak tau mo nulis apa ha ha. <br /><br />posting selanjutnya selang hampir satu tahun, padahal dah ngebet banget pengen disebut blogger ha ha .. tapi tetep aja bingung mau nulis apa, akhirnya copy paste dari blog orang lain yang udah lupa sumbernya (sorry dulu belum tau etika ber-blog). posting itu panjang juga, dan menurut saya sih keren karena sama dengan nama blog-nya he he<br /><br />kembali ke pertanyaan di atas, koq sepi? kondisi ini ternyata menggambarkan kebingungan saya terhadap fungsi blog ini. Dulu memang waktu bikin blog ini saya sempat berpikir untuk menggunakannya sebagai secret web log. Isinya bakal berupa pemikiran atau ungkapan pribadi yang diabadikan, semacam diari lah. Hanya untuk saya pribadi saja. Tapi sejalan dengan perkembangan waktu pengen juga bergaul di dunia blog supaya bisa memperkaya diri dan wawasan dengan pemikiran orang lain serta mendapat tanggapan terhadap tulisan-tulisan saya. Sempat juga ragu, gimana kalau pernah bercerita tentang sesuatu yang rahasia, atau sesuatu yang memalukan di masa lalu. Aah .. pokoknya tarik ulur di antara itu. Yang memprihatinkan jadinya malah semakin takut nulis. Malu juga mengingat bahwa nyali saya terlalu kecil untuk itu.<br /><br />Tapi ternyata kemudian ada sebuah kebutuhan di dalam diri saya yang mengingatkan kembali kepada blog ini. saya tidak bekerja di bidang yang sama dengan latar belakang pendidikan saya, ada pengetahuan yang secara kognitif dibentuk secara kosisten serta membentuk pola pikir saya bahkan sampai sekarang yaitu ilmu yang saya dapat semasa kuliah (kuliahnya lama juga lho). pengetahuan ini nganggur aja di kepala saya. Selain itu kesibukan bekerja, serta kehidupan di rumah tangga seringkali memampatkan kepala ini padahal kan ada sisi-sisi lain seperti hobby, atau ketertarikan lainnya yang ingin eksis di kepala saya. Karena itulah saya coba mengisi kembali blog ini. karena maksud awalnya untuk itu maka blog ini saya beri tag line "it's my cave .. my hiding place". Ya .. blog ini semacam gua kecil saya untuk bersembuny sejenak dari rutinitas kehidupan saya sehingga bisa meliarkan lagi pikiran.<br /><br />Sebuah harapan, semoga iseng ini bisa berguna bagi saya sendiri maupun bagi mereka yang sempat mampir. meskipun saat ini belum, tapi saya berencana untuk ikut meramaikan duna penulis blog di jagat maya ini. Itulah mengapa saat ini saya sedang mulai mengenalkan blog ini sekaligus mengenali jagat ini. Bagi yang sempat berkunjung terima kasih atas kunjungannya, ruang komentar tersedia untuk anda mengungkapkan pendapat. Sementara itu selain kenginan untuk aktif menulis, saya juga akan terus memperbaiki manajemen dan penampilan blog ini.<br />Seperti posting pertama saya, saya ucapkan selamat datang di Blog djokothole.<br /><br />Semoga tidak ada lagi yang tertunda he he ..djokotholehttp://www.blogger.com/profile/18049198633077205545noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8286137.post-22278269733304066172009-10-14T02:20:00.009+07:002009-10-14T02:41:43.642+07:00referensinya cari di perpustakaan Timbuktu<span style="font-style:italic;">Tahukah anda dimana Timbuktu?</span><br />Atau pertanyaannya perlu diubah ..<br /><span style="font-style:italic;">Tahukah anda apa itu Timbuktu?</span><br /><br />Beberapa puluh tahun silam saya mengenal kata Timbuktu dari majalah donal bebek, ada kalimat “jauh sampai ke Timbuktu”. Otak anak kecil saya waktu itu hanya dapat membayangkan bahwa itu adalah sebuah daerah yang saking jauhnya dan mungkin sangat sulit dicapai manusia, sehingga digunakan dalam frasa tersebut. Mungkin seperti antartika yang kondisi alamnya tidak bersahabat seperti manusia atau bahkan nama planet yang jauh sampai-sampai tidak mungkin dikunjungi oleh manusia.<br />Sampai akhirnya saya menemukan sebuah buku milik teman saya yang berjudul “Sejarah Peradaban Afrika” saat saya sudah kuliah. Maka terkuaklah misteri itu he he .. – misteri dalam kepala saya saja, lha wong orang lain tenyata banyak yang tahu. Sampai kemudian dunia internet mengantarkan saya pada pengetahuan yang lebih jelas mengenai mahluk “Timbuktu” ini. <br /><a name='more'></a><br />Ternyata Timbuktu - yang telah menjadi frasa yang begitu terkenal untuk menggambarkan “jauh dan terpencil” - adalah sebuah wilayah di afrika bagian tengah (central africa). Wilayah ini sekarang berada di dalam bagian negara Mali. Ini adalah wilayah yang pada masa setelah abad 11 masehi justru merupakan wilayah berperadaban tinggi di Afrika. Sampai saat dinasti Shonghai yang berkuasa di Timbuktu jatuh.<br /><br />Timbuktu berkembang di bawah kekuasaan kekaisaran Mali. Suku Shonghai, Tuareg, Wangara, Fulani dan bahkan bangsa Arab meramaikan kawasan ini. Timbuktu merupakan salah satu kawasan terpenting dalam sejarah tulis di afrika, menjadi tujuan belajar bagi mereka yang ingin mempelajari pengetahuan luar dan terutama pengetahuan Islam. Di tengah-tengah benua ini – bersebelahan dengan gurun sahara, - Timbuktu berkembang menjadi kota yang ramai dengan perdagangan dan kegiatan akademik. Wilayah transit favorit bagi pelintas afrika utara dan Barat. Garam, emas dan buku merupakan komoditas yang menghidupkan wilayah tersebut. Perpustakaan-perpustakaan dengan koleksi naskah-naskah tua berharga serta universitas-universitas tumbuh di Timbuktu pada masa itu. Untuk mendalami pengetahuan mengenai sejarah, lokasi, dan serba serbi Timbuktu lebih jauh anda bisa lihat <a href="http://www.timbuktufoundation.org/">di sini</a> atau <a href="http://www.history.com/classroom/unesco/timbuktu/history.html">di sini</a>. Asal mula kata Timbuktu sendiri cukup menarik karena terkait dengan pola nomaden yang ada di kawasan Sahara.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgniiFtd1vlBcNSWNoqZg26Qd8jUPSNPZRqPsL2sK6MGjkwTW0SP3ZopM0j2qI5vTHA0O4u3rZZqgJkLUg1tM8LbGfRW4SsSAMDoYEjXO93Hgkwjf6TrNQlByXA5tr1AkevqaIs/s1600-h/sankoremosque.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 192px; height: 144px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgniiFtd1vlBcNSWNoqZg26Qd8jUPSNPZRqPsL2sK6MGjkwTW0SP3ZopM0j2qI5vTHA0O4u3rZZqgJkLUg1tM8LbGfRW4SsSAMDoYEjXO93Hgkwjf6TrNQlByXA5tr1AkevqaIs/s320/sankoremosque.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5392168692204365426" /></a><br /><br />Sankore University<br /><span style="font-style:italic;">(sumber : www.timbuktufoundation.org)</span><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Sesuatu yang dulu saya anggap “jauh dan terpencil” ternyata sebuah oase di tepian gurun sahara yang sumurnya mengalirkan air menyejukkan bagi para pelancongnya. “Tomboctou” sebutan Timbuktu dalam bahasa Perancis sebetulnya tidak terlalu pantas jika kemudian menjadi frasa yang menggambarkan “jauh dan terpencil”. Dunia bahkan sudah menjadikan wilayah ini sebagai warisan peradaban dunia. Sumbangan perpustakaan-perpustakaannya yang begitu kaya justru sumber bagi banyak ilmu pengetahuan yang berkembang saat ini. Jadi saya lebih suka menggunakan kata Timbuktu untuk kalimat “<span style="font-weight:bold;">referensinya cari di perpustakaan Timbuktu<span style="font-style:italic;"></span></span>”.djokotholehttp://www.blogger.com/profile/18049198633077205545noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8286137.post-79707807412074132272009-10-09T03:53:00.002+07:002009-10-09T04:00:09.371+07:00hati-hati berpendapatSeorang teman saya menghimbau melalui status facebooknya, bahwa sebaiknya memberi komen tuh yang baik2 saja, yang bersifat membangun, jangan malah bersifat destruktif. Himbauan yang simpatik dan mengingatkan lagi betapa pusaran arus komunikasi yang seliweran di situs-situs jejaring sosial kerap hanya menghasilkan kesalahpahaman dan bahkan menimbulkan masalah.<br /><a name='more'></a><br /><br />Situs Jejaring Sosial adalah alat yang menghubungkan banyak individu dengan individu lainnya di jagat maya. friendster, facebook, yuwie, flixter dll. Banyak sekali dan saya tidak ingat satu per satu. Masing-masing memiliki metode sendiri untuk memberikan fasilitas yang memungkinkan setiap member yang terhubung sebagai "friend" untuk berinteraksi, dalam contoh di facebook adalah kemudahan seseorang untuk mengakses, mengomentari bahkan menulis di wall temannya. ketika ini terjadi maka akan sulit rasanya untuk membatasi orang yang sudah menjadi teman untuk tidak bisa mengaksesnya. maka begitu banyaknya tulisan baik di jagat maya maupun kenyataan yang menasihati untuk sebaiknya berhati-hati dalam menyatakan pendapat di situs-situs seperti ini.<br /><br />Situs-situs ini bisa disebut sebagai simulasi di dunia nyata, dimana jejaring sosial bisa begitu kompleksnya, dan fasilitas serta aturan mengakses sesama anggota di situs-situs ini dapat diibaratkan sebagai pengganti pranata sosial hubungan interaksi antar manusia. dalam kajian ilmu antropologi dan sosiologi masalah ini bahkan menjadi sebuah kajian menarik yang terus-menerus berkembang. Tapi nanti saja saya melihat dari kacamata kedua disiplin ilmu tersebut. Lain waktu, karena panjang, rumit dan saya juga musti belajar lagi untuk ngomongin itu he he ..<br /><br />Satu hal saja, setiap orang yang sudah memberanikan diri untuk terlibat di situs-situs tersebut, terutama yang telah terhubung dengan banyak orang yang bisa saja teman, saudara, kolega maupun bahkan orang asing yang baru dikenalnya sebaiknya mulai mempersiapkan diri untuk go public. hati-hati menghiasi dinding facebook anda dengan kata-kata yang mungkin merangsang orang lain untuk nimbrung tanpa bisa anda saring. kalau anda menerima input negatif dari sana sebaiknya anda sudah siap. Termasuk berhati-hati mengungkapkan pendapat, bisa jadi tidak semua orang siap menerima tulisan anda. Dan jangan curhat sembarangan, nanti yang tadinya pengen di respon dengan baik, eh malah jadi bulan-bulanan komen orang-orang lain yang suasana hatinya jelas berbeda. Jangan lupa ada fasilitas private message yang bisa digunakan.<br /><br />no hurt feeling lah, inget tulisan anda maupun tulisan orang lain beum tentu terbaca sama dengan cara penulisnya membaca pada saat menuliskannya. Bahkan penyelipan emoticon bisa menghasilkan tafsir yang lain.<br /><br />so, be wise with ur social network sites<br /><br />selamat bergaul di dunia maya, saran utama saya : "tetaplah kembali ke dunia nyata" he hedjokotholehttp://www.blogger.com/profile/18049198633077205545noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8286137.post-35747848796546281432009-10-08T11:28:00.007+07:002009-10-14T23:17:06.631+07:00sudah 10 tahun atau baru 9 tahun?"<span style="font-style:italic;">Wah sudah 9 tahun nih kita di millenium baru</span>" celetuk teman saya saat makan siang kemarin. <br />Saya agak tergelitik dengan kalimat itu untuk segera menyahutinya "<span style="font-style:italic;">9 tahun ato 10 tahun?</span>". <br />Teman saya agak mengernyit sebentar, "<span style="font-style:italic;">9 tahun dong, maksud saya sampai nanti akhir 2009 ini, angkanya 2009 berarti baru 9 tahun dong</span>". <br />Saya semakin semangat menimpali "<span style="font-style:italic;">yang bener, coba inget2, dulu ente merayakan pergantian millenium tahun baru 2000 kan? Hitung deh, 2000 sampai 2009 kan sepuluh tahun</span>". <br />Dia agak tercenung sedikit, "<span style="font-style:italic;">Iya ya, tapi koq rasanya aneh ya, tapi ya sudah lah, mo berapa tahun juga, ni gado-gado dah nunggu dari tadi he he</span>". langsung ia menyantap gado-gadonya.<br /><a name='more'></a><br /><br />Sebetulnya saya sepakat dengannya bahwa baru 9 tahun kita masuk ke millenium ini. Sepuluh tahun lalu kira-kira di bulan yang sama - Oktober 1999 - orang sudah mulai ramai bersiap mempersiapkan diri memasuki millenium baru. "<span style="font-weight:bold;">Millenium<span style="font-style:italic;"></span></span>" kata yang sangat jarang digunakan tiba-tiba jadi ramai disebut, di jalanan, di warung kopi, di kantor-kantor, mulai dari anak SD sampai yang bangkotan juga dengan fasihnya menyebutkan kata ini. Koran, majalah, radio, televisi juga membuat suasana semakin semarak. 2000 jadi angka yang begitu indahnya, banyak produk, tempat dan kegiatan-kegiatan bahkan memberi embel-embel angka ini. Luar biasa lah pokoknya.<br /><br />Sepuluh tahun yang lalu saya pernah berdebat masalah ini dengan beberapa teman saya. Sekali di kantin kampus dan sekali lagi bersama teman kerja saya. Saat itu saya sudah bekerja tapi kuliah saya belum selesai, makanya saya masih ingat moment-moment itu. Inti dari perdebatan adalah bahwa saya sangat merasa yakin bahwa tahun baru 2000 bukanlah saat yang tepat untuk menyebut "<span style="font-style:italic;">selamat masuk ke Millenium baru</span>". Bagi saya kata itu tepatnya baru bisa disebutkan setahun kemudian - Tahun Baru 2001 - karena akhir tahun 2000 lah masa berakhirnya Millenium II. Karena saya hakkul yakin jumlah tahunnya baru benar-benar 2000 tahun sejak tarikh masehi diberlakukan. Coba saja dihitung manual mulai dari 1 - 2 - 3 - 4 - 5 - dst sampai 2000. Kecuali - ini yang saya gak tahu - pernah ada tahun "0" yang dijalankan oleh tarikh masehi selama 1 tahun penuh.<br /><br />Perdebatan itu tidak berakhir dengan menghasilkan kesimpulan apa pun karena lawan debat saya tidak sepenuh hati berargumen, hanya senyum-senyum aja, lha wong yang merayakan sebutan "<span style="font-style:italic;">Millenium Baru</span>" sedunia koq. Saya bilang "<span style="font-style:italic;">Banyak orang di luar sana tidak mau menyebut "Millenium Baru" lho, mereka menyebutnya <span style="font-weight:bold;">Y2K</span> alias year two kilo, itu kan sebagai apresiasi bahwa mulai tahun 2000 penulisan tahun tidak lagi dimulai dengan angka satu</span>". tapi ya itu tadi, saking banyaknya yang menyebut Millenium maka pendapat saya jadi gak ditanggapi. Tapi pertanyaan itu masih tersisa terus sampai sekarang, sampai kemarin sebelum makan siang.<br /><br />Memang sebenarnya bagaimana? Saat itu saya masih berharap akan ada argumen dari orang yang lebih bisa mengeluarkan argumen yang bisa menguatkan pendapat saya, tapi gak ada tuh? (belum nemu mungkin ya). Saya menunggu sampai di akhir tahun 2000, berharap ada pendapat lagi mengenai hal ini. tapi di akhir tahun 2000 atau pada saat Tahun Baru 2001, orang-orang tidak berkomentar lagi seperti tahun sebelumnya. Sampai saya hampir mengalah untuk menerima hal ini karena masak sih saya yang benar, kalo benar pasti gak cuma sendirian dong. Sampai saat ini belum ada pencerahan, mungkin ada yang bisa membantu menjelaskan, bagaimana sebenarnya? Saya masih akan terus menganggap orang-orang telah keliru untuk yang ini. Kelirumolog Jaya Suprana mungkin bisa membantu he he ..<br /><br />BTW, selamat melalui 10 tahun pertama di Millenium Baru ini bagi mereka yang merayakan pergantian Millenium Baru di Tahun Baru 2000 ..djokotholehttp://www.blogger.com/profile/18049198633077205545noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8286137.post-35397940994351502412009-10-07T22:50:00.002+07:002009-10-09T04:01:06.600+07:00Bukan beban merekaRasanya sering sekali kita mendengar kalimat-kalimat berikut :<br />"Ayah kan kerja seperti ini untuk kalian juga, nak"<br />"Sayang, aku tuh kerja buat siapa lagi kalo bukan untukmu dan anak-anak"<br />"Ya bagaimana, keluarga harus mengerti dong, kan aku kerja juga untuk mereka"<br />yah kalimat-kalimat sejenis semacam itulah, secara sederhana kita bisa merasakan kebenaran dalam kalimat tersebut. <br /><a name='more'></a><br />Saya sih sering merasa janggal juga ketika semakin merenungi situasi tersebut, kenapa?<br />koq seperti membebankan kepada keluarga/anak ketika kita beraktifitas berkarya dalam pekerjaan kita. walaupun mereka merasakan dampaknya dari pekerjaan kita yang memberi penghasilan dan menjadi nafkah kita.<br /><br />Berkarya adalah salah satu dari fitrah dan upaya memenuhi kebutuhan aktualisasi diri, sehingga menurut saya bekerja adalah bagian dari tanggungjawab manusa sebagai pribadi. berkarir atau berprestasi dalam pekerjaan maupun berkarya adalah bagian dari upaya menjalaninya.<br /><br />yah terlepas dari bagaimana cara kita memandang pekerjaan, situasi yang membuat kita tidak mudah menentukan pekerjaan yang kita inginkan lalu tidak sesuainya penghasilan kita memenuhi kebutuhan sehari-hari atau tuntutan pekerjaan yang terkadang membuat kita mengalah untuk lebih memprioritaskan pekerjaan daripada keluarga. Tidak serta merta membuat kita membebankan itu semua sebagai akibat dari tuntutan kebutuhan keluarga (terutama anak). <br /><br />Keluarga dan anak-anak memang perlu mendapat pemenuhan kebutuhan dalam hal materi, namun kan kita juga tahu tidak hanya itu. kehadiran kita di tengah-tengah mereka adalah juga bagian dari kewajiban kita sebagai sesama anggota keluarga.<br /><br />Saya merasa dengan merubah sedikit cara pandang diatas, saya bisa memperbaiki posisi saya terhadap keluarga, selain itu berharap dapat memperbaiki pola pikir saya terhadap pekerjaan dan karir. sehingga etos kerja saya terbangun tidak berngkat dari tuntutan keluarga saja namun bahwa pekerjaan/proses berkarya saya adalah bagian dar pemenuhan saya mencukupi kebutuhan untuk meng-aktualisasikan diri dan memunculkan eksistensi saya.<br /><br />ah .. ini PR baru lagi buat saya untuk merenungkan dan menjalani.djokotholehttp://www.blogger.com/profile/18049198633077205545noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8286137.post-57542801513226052922009-08-21T13:16:00.005+07:002009-10-09T03:58:23.340+07:00Anakmu bukan milikmuKahlil Gibran<br /><br />Anakmu bukan milikmu<br />Mereka putra putri yang rindu Pada diri sendiri<br />Lewat engkau mereka lahir, namun tidak dari engkau,<br />Mereka ada padamu, tapi bukan hakmu.<br /><a name='more'></a><br />Berikan mereka kasih sayangmu, tapi jangan sodorkan Bentuk pikiranmu,<br />Sebab mereka ada alam pikiran tersendiri.<br />Patut kau berikan rumah untuk raganya,<br />Tapi tidak untuk jiwanya,<br />Sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan,<br />yang tiada dapat boleh kau kunjungi sekalipun dalam impian.<br />Kau boleh berusaha menyerupai mereka,<br />Namun jangan membuat mereka menyerupaimu<br />Sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur,<br />Pun tidak tenggelam dimasa lampau.<br />Kaulah busur, dan anak-anakmulah<br />Anak panah yang meluncur.<br />Sang Pemanah mahatahu sasaran bidikan keabadian.<br />Dia menentangmu dengan kekuasaan-Nya,<br />Hingga anak panah itu melesat, jauh serta cepat.<br />Meliuklah dengan suka cita dalam rentangan tangan Sang Pemanah,<br />Sebab Dia mengasihi anak-anak panah yang melesat laksana kilat<br />Sebagaimana pula dikasihi-Nya busur yang mantap.<br /><br /><br />Puisi yang indah, kadang peran orang tua menjadi bias, ketika kita merasa memiliki mereka<br /><br />Ya Allah, jadikan aku ayah yang baik bagi anak-anakku<br />menjadikan aku busur yang kuat ...<br />salma, najwa .. I love you bothdjokotholehttp://www.blogger.com/profile/18049198633077205545noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8286137.post-43646101470617125862009-07-23T20:05:00.003+07:002009-10-09T04:07:30.292+07:00cerpen dari tahun 2001 (bagian 2) - tamatMulutku sudah akan menganga untuk menyapa lagi. Sebenarnya bukan menyapa, tetapi lebih tepatnya menegur. Dua ‘hallo’ yang pertama tadi sih memang menyapa. Tapi kalau orang di ujung sana diam saja, ya sudah keterlaluan. <br /><a name='more'></a><br />Padahal sudah dua kali diramahi dengan sapaan tulus, walaupun tetap terdengar berat, itu kan karena gigiku yang menebal sehingga harus bergesekan lebih kuat dengan bibir keringku. Hargai dong usahaku untuk menyapa ini. Jadi aku pikir lebih baik kutegur saja, walaupun tidak terpikir aku harus menegur bagaimana? Paling kutegur dengan sapaan yang sama. ‘hallo’ yang sama. Tapi dia yang di ujung sana tahu tidak ya, kalau aku sedang menegurnya. Kalau tidak mengerti ya percuma dong, nanti dia diam lagi, karena mungkin sebenarnya dia tidak mau disapa. Maunya ditegur. Tapi bagaimana menegurnya?<br />“Eherm”. Lho koq yang keluar deheman. Serak berdahak lagi. Wah memalukan saja. Deheman kan tidak terasa wibawanya. Kalau berdehem sambil memilin kumis yang baplang atau sambil melotot mungkin bisa terlihat berwibawa. Itu pun terlihat, dan bukannya terasa. Sedangkan sekarang, orang yang ada di ujung saluran telepon yang satunya itu kan tidak melihat aku. Mana mungkin dia merasakan kewibawaan dehemanku. Jangan-jangan sekarang dia sedang tertawa. Tertawa yang tidak bersuara itu lho, tapi akan terlihat menyebalkan karena tertawa seperti itu biasanya dipadukan dengan gerakan memegang perut, membungkuk-bungkukkan badan bahkan kadang disertai bibir yang monyong. Tapi mungkin juga dia sedang terkaget karena dehemanku. Karena siapa tahu dia mendengarkan dehemanku sambil membayangkan bahwa orang yang berdehem itu sedang memainkan ujung kumisnya. Tapi kalau begitu berarti dia bukan orang yang mengenal betul aku dong. Kalau memang berniat meneleponku karena mengenalku tidak mungkin dong membayangkan aku seperti itu. Aku kan tidak berkumis. Yah, mudah-mudahan dia membayangkan aku sedang melotot saja, masih cukup terasa wibawanya koq. Semua orang bisa melotot, asal matanya normal. Dan kalau dia memang mengenalku semestinya dia tahu aku bermata normal. Dan mataku yang melotot akan cukup seram, walaupun baru bangun tidur sekalipun.<br />Terlepas dari berwibawa atau tidak. Dehemku barusan memang bukan untuk menegurnya koq. Tadinya, ya seperti itu tadi, aku mau menegur dengan sapaan. Tapi rupanya tenggorokan ini tidak mau diajak kompromi. Dua kali sapaan yang tadi ternyata mengeringkan tenggorokanku. Maklum dong, bangun tidur belum sempat minum dulu, langsung saja menyambar gagang telepon. Jadi dehemku barusan adalah reaksi keringnya tenggorokanku yang mungkin terstimulus oleh kondisi mulutku yang sedang menganga dan terhembus oleh kipas angin di depanku. Deheman tidak sengaja. <br />Namun ada yang penting dari dehemanku. Karena begitu berdehem tiba-tiba suara denging lirih itu menghilang. Dan sayup-sayup desir angin yang tadi kudengar menjadi lebih nyata. Suara itu memang suara desir angin tapi bukan dari seberang sana, itu memang suara angin yang dihembuskan oleh kipas anginku. Rupanya telingaku tersumbat tadi, persis seperti jika kita pergi dari jakarta ke bandung naik bis melalui puncak. Seperti dibekap bantal. Sekarang semua jadi terdengar lebih jelas, apalagi denging lirih yang tadi betul-betul hilang.<br />Wah, jangan-jangan karena telingaku tersumbat tadi aku jadi tidak bisa mendengar dengan jelas. Mungkin saja tadi dia yang ada di ujung sana sudah membalas sapaku dan aku tidak mendengarnya. Wah ternyata bermain gema pun banyak syaratnya, yang pasti sih pendengaran harus sedang awas pula. Gagal deh permainan gema kali ini karena kalau salah satunya tidak mendengar kan percuma. Bisa jadi oragnya malah jadi marah. Waduh kenapa jadi begini ya? <br />Mulutku mulai menganga lagi. Harus kuulangi lagi sapaan tadi. untung aku belum menegurnya. Coba bayangkan jika dia sudah menjawab sapaku. Aku akan terlihat bodoh kan? Jika kusapa lagi mungkin saja dia akan berpikir sambungan teleponnya yang buruk sampai-sampai suaranya tidak terdengar. Wajar kan? Tapi jika kutegur pun sebetulnya tidak apa-apa juga dong, karena mungkin dia akan berpikir juga bahwa sambungan teleponnya memang buruk, sampai orang yang ditelepon menegur. Ah ... apapun lah, yang penting aku harus mengucapkan sesuatu lagi. Sapaan atau teguran. Sapaan saja lah, supaya lebih enak terdengar. Boros juga sebetulnya, tiga ‘hallo’ dalam beberapa detik.<br />“Hal ...”. belum selesai kuucapkan sapaanku kali ini, tiba-tiba terdengar suara tut pendek dan diikuti tut panjang. Sambungan terputus. Aku tahu pasti, karena tut panjang ini adalah denging yang biasa aku dengar jika mengangkat telepon yang belum tersambung. <br />Aku terpaku. Sedikit keras aku hempaskan pantatku di ranjang. Kemudian perlahan aku jauhkan gagang telepon dari sisi wajahku untuk meletakkannya di badan telepon. Saat kujauhkan dari wajahku itu gagang telepon itu masih memperdengarkan suara denging yang semakin menjauh hingga akhirnya terdengar suara ‘trek’. Kututup telepon itu. <br />Langsung terasa lagi lemasnya tubuhku. Rasa melayang, seperti yang biasa dirasakan oleh orang yang baru bangun tidur kembali menyergapku. Sedikit terpekur aku coba menghayati apa yang baru saja terjadi. Aku menepis bayangan bahwa aku bermimpi mendengar suara dering telepon yang kemudian membangunkanku. Yang jelas bahwa tadi suara dering telepon, itu dapat aku sadari dengan pasti. Bunyi wekerku berbeda dengan bunyi dering telepon. Lagipula pasti langsung tut panjang yang kudengar jika tadi bukan bunyi dering telepon. Baiklah, itu pasti suara dering telepon. <br />Lalu siapa yang menelepon? Tadi aku sudah yakin bahwa itu bukan Pak Supeno. Lalu siapa ya? Wah kemungkinannya bisa banyak sekali dong. Bisa teman sekerjaku, bisa teman lamaku, bisa adikku, bisa orang tuaku. Wah, pokoknya kemungkinannya bisa banyak sekali. <br />Menelusuri peristiwanya pun tidak cukup membantu, mungkin orang tadi menelepon dari handphone, yang baterainya sudah hampir habis, atau sinyalnya lemah. Mungkin juga dari wartel yang prosedur penggunaannya agak rumit, harus menekan satu tombol tertentu saat tersambung, mungkin juga persediaan uang receh orang yang menelepon tadi kurang sehingga tidak cukup untuk menyambungkan hubungan telepon tadi, tetapi tidak akan terputus dong selama aku tidak memutuskan hubungan. Atau mungkin juga dari telepon umum yang rusak. Entahlah, yang jelas bukan aku yang memutuskan sambungan telepon tadi. akhirnya aku berhenti berpikir tentang telepon tadi. <br />Aku memandang sekeliling kamar kontrakanku. Masih gelap, karena semua gordyn-nya masih belum kubuka. Seperti hari senin-hari senin yang lalu, aku selalu merasa malas sekali bangun pagi-pagi. Sepertinya jiwaku masih tertinggal di tanggal sebelumnya. Aku pikir mungkin tubuhku masih ingin istirahat. Libur dua hari kan tidak cukup membayar kepenatan lima hari bekerja. Sambil merentangkan tanganku aku rebahkan kembali tubuhku kebelakang. Tiba-tiba mata ini menjadi berat lagi. Aku pikir tidak salah sedikit memejamkan mata, toh tidak akan lama, karena posisi kakiku yang masih menjuntai si sisi ranjang tidak akan membuatku tidur pulas. Ah ... merebahkan tubuh seperti ini memang nikmat. Posisi horisontal dengan perasaan relaks untuk beberapa saat akan membantuku siap menghadapi lima hari kerja di depan. Sambil terpejam aku coba melepaskan ingatan tentang telepon tadi. tidur sejenak tidak ada salahnya, pikirku. Perasaanku betapa nyamannya, hingga kemudian terusik oleh suara ... kriiiing ... !!djokotholehttp://www.blogger.com/profile/18049198633077205545noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8286137.post-85761365050440664442009-07-13T18:59:00.005+07:002009-10-09T04:07:54.598+07:00cerpen dari tahun 2001 (bagian 1)pernah juga ternyata menulis cerpen, dan ini saya temukan dari tumpukan cd backup dari komputer dulu<br /><br />he he .. aneh juga lihat cerpen karangan sendiri<br /><br /><span style="font-weight:bold;">KRIIING ...</span><br /><br />Kriiiing ...<br />Meloncat dari ranjang, berdiri, meraih gagang telpon, menempelkannya di sisi muka dan mengucapkan kata “hallo”. Semuanya dalam satu tarikan napas. Semua begitu spontan. Padahal sembari menarikan bibir untuk mengucapkan kata sapaan itu, masih terasa kakunya pipi ini. ada enzim-enzim kasar yang membuat gigiku terasa tebal. Mungkin itu juga yang membuat artikulasi di mulutku agak berbeda dari biasanya. Sehingga suaraku terdengar lain. Biarlah, tugasku sudah selesai dan aku tinggal menunggu jawabannya. <br /><a name='more'></a><br />Sejenak hening, tidak betul-betul hening sih. Tapi cukup hening lah. Karena semestinya aku mendengar jawaban dari ujung sana. Setidaknya, kebiasaan orang menelepon selalu bermain gema di awal pembicaraan. ‘Hallo’ dibalas dengan ‘hallo’, ‘selamat siang’ dibalas dengan ‘selamat siang’. Pokoknya bermain gema deh. Tapi ada satu yang tidak bergema persis seperti ucapan sebelumnya, ‘assalamualaikum’ biasanya dijawab dengan ‘wa alaikum salam’. Tetapi penelepon yang satu ini diam saja. Masak sih, dia tidak tahu permainan ini. Entah dia sudah merasa terlalu tua untuk bermain-main. Tapi walaupun membosankan, orang selalu memainkan ini koq, bahkan dalam suasana serius dan formal sekalipun. Coba saja anda hubungi kantor bank, pegawainya pasti mau diajak main gema seperti ini. tapi bukan kantor bank yang menyediakan mesin untuk menjawab telepon lho. Yang jelas saapanku tidak bergema. Atau suaraku tidak terdengar? Mungkin sebaiknya kuulangi permainan ini. <br />“Hallo ...”. Aku ulangi sekali lagi. Dan telinga ini masih menangkap suara aneh dari mulutku. Tidak seperti suaraku biasanya. Atau mungkin karena telingaku tersumbat oleh gagang telepon yang kutekan erat-erat ke sisi wajahku. Aku jadi semakin penasaran, ini memang belum dijawab atau aku yang masih belum sadar? Koq telingaku tidak mendengar jawaban, telingaku malah menangkap ada suara denging yang lirih. <br />Bisa sangat kupastikan, suara denging ini bukan suara denging buatannya kantor telepon. Denging ini tidak seperti yang biasa aku dengar jika aku sedang iseng mengangkat telepon dan mendengarkan suaranya. Aku beberapa kali melakukan itu dan berharap siapa tahu ada percakapan rahasia di ujung sana tetapi tidak pernah ada. Denging yang kudengar kali ini begitu lirih. <br />Ah, aku tahu, ini suara angin yang berdesir. Berarti ada yang mengangkat telepon di sana tetapi tidak mau bicara. Mungkin juga orang di ujung sana sedang kebingungan mengapa ada suara yang tidak dikenalnya. Berarti dia belum mengenalku betul, karena jika dia benar-benar mengenalku harusnya tahu dong, ini suaraku jika aku baru bangun tidur. <br />Jangan-jangan yang menelepon adalah Pak Supeno. Refleks kulihat ke arah jam dinding. 06.30. masih pagi. Jamnya pun normal koq, jarum panjang yang kurus masih bergerak putus-putus berputar di arah yang normal pula. Pasti bukan Pak Supeno. Saat ini paling-paling dia juga masih berbaring bermalas-malasan di ranjang spring bed-nya. Mungkin sambil memilin-milin tali kain putih yang disimpul di dekat pusarnya supaya celananya tidak melorot. Lagipula untuk apa dia meneleponku. Walaupun dia atasanku langsung di kantor, tidak mungkin dia langsung meneleponku. Kan ada sekretarisnya. Apalagi aku kan belum pernah terlambat – Itu pun jika panggilan telepon ini ini karena keterlambatan masuk kerja. Tapi, masak sih langsung ditelepon untuk keterlambatan yang pertama kali. Aku semakin yakin, pasti bukan Pak Supeno. Dan keyakinan ini menenangkanku, karena yang menelepon di seberang sana kemungkinan besar bukan orang penting. Bahkan keyakinanku mengatakan yang menelepon ini bukanlah orang lebih tua dari aku. Mungkin salah satu temanku. <br /><br />(bersambung)djokotholehttp://www.blogger.com/profile/18049198633077205545noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8286137.post-48028678169588007622009-07-13T18:52:00.002+07:002009-07-13T19:30:39.797+07:00belum ketahuan<span style="color: rgb(255, 102, 0); font-family: trebuchet ms;">belum ketahuan nih, blognya mau berisi apa, kecuali curhat, ajang narsis, nyimpen karya dll</span><br /><span style="color: rgb(255, 102, 0); font-family: trebuchet ms;">pokoknya biar saja dulu lah, yang penting kagak kosong</span>djokotholehttp://www.blogger.com/profile/18049198633077205545noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8286137.post-75667887037730993372009-07-10T17:28:00.009+07:002009-10-09T04:24:53.505+07:00lukisan realis ala potosop lagi<span style="font-family:trebuchet ms;">begini kalo lagi kecanduan ..</span><br /><span class="fullpost"><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">satu lagi foto temen yang jadi korban</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">kalo yang ini temen kuliah yang difoto sekitar tahun 1998, di depan kost-annya</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">setelah dicrop maksa dan di bikin hitam putih, jadi deh kayak gini</span><br /><!--read more--><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicSy_CKfr9HgrLkWh6NidPliOQp2Xy6ko9ksw3Cm97vArYlHu4slHKMXXBd1zAMRRU2QhDUjWy0OcoI07mN97RvzCYyKbjCCeqbKN28KrYbbZaoIb7FED8Lf0vSa-fXUxBCTIA/s1600-h/bow+konte.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 291px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicSy_CKfr9HgrLkWh6NidPliOQp2Xy6ko9ksw3Cm97vArYlHu4slHKMXXBd1zAMRRU2QhDUjWy0OcoI07mN97RvzCYyKbjCCeqbKN28KrYbbZaoIb7FED8Lf0vSa-fXUxBCTIA/s320/bow+konte.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5356779196730584114" border="0" /></a><br /><br /><span style=";font-family:arial;font-size:85%;" >cat :</span><br /><span style=";font-family:arial;font-size:85%;" ><span style="font-style: italic;">dia memang terlihat gahar di foto ini, tetapi sekarang beda jauh</span><br /><span style="font-style: italic;">setelah berat tubuhnya jadi dua kali lipat dari saat di foto ini XD</span><br /><span style="font-style: italic;">apalagi kalo lagi pake baju pns he he .. kebapakan banget deh ..</span></span><br /> </span>djokotholehttp://www.blogger.com/profile/18049198633077205545noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8286137.post-76857554673235598672009-07-10T09:54:00.006+07:002009-10-09T04:10:33.365+07:00lukisan realis ala potosop<span style="font-family: trebuchet ms;">he he .. namanya juga iseng</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">kemarin saya bilang kalo obyeknya gak terlalu kaku seperti pasfoto mungkin agak menarik</span><br /><span class="fullpost"><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">jadi pemilihan obyeknya juga ngasal, ini teman saya waktu kami sama2 masih belia mengikuti kuliah lapangan arkeologi di suatu desa di garut, sekitar tahun 1995</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">tapi mimik muka dan posisinya memang cukup dramatis XD</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">akhirnya setelah terkubur 14 tahun saya coba temukan lagi poto ini dan utak utik dengan potosop, seperti ini jadinya</span><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5qN8wNH40h6FEieXCGrd3mf3A9GKO8TR8sLJt-mJhzZ_6GO7L1dqKs84K2p8DrrrIwykGAgXo4gI40BiZH48VU00IGAv58uQE6F7MHgU5cbyhLGtFBbO6JAuGj5mJ_V3H4332/s1600-h/lukisan+rudie+nagog+aliran+realismee.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 318px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5qN8wNH40h6FEieXCGrd3mf3A9GKO8TR8sLJt-mJhzZ_6GO7L1dqKs84K2p8DrrrIwykGAgXo4gI40BiZH48VU00IGAv58uQE6F7MHgU5cbyhLGtFBbO6JAuGj5mJ_V3H4332/s320/lukisan+rudie+nagog+aliran+realismee.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5356663585577204530" border="0" /></a><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><span style="font-family: arial;font-size:85%;" >bagus banget guratan kuasnya di sekitar lipitan baju dan corak sarungnya kan?<br /></span><br /><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">ah .. jadi semakin bersemangat untuk ngutak-atik potosop</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">yah mumpung lagi suka .. paling gak lama juga bosen</span><br /> </span>djokotholehttp://www.blogger.com/profile/18049198633077205545noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8286137.post-27046348456233588872009-07-09T14:46:00.011+07:002009-10-09T04:12:41.677+07:00bisa melukis aliran realisme<span style="font-family: trebuchet ms;"></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;font-size:100%;" >kadang kalo lagi gak ada kerjaan, menyenangkan juga mengisi waktu dengan ngutak-ngatik komputer, <br /><span class="fullpost"><br />maksudnya ngutak-atik gambar pake potosop ato gambar2 pake corel draw <br /><br /><br />yang ini jadi kayak lukisan cat air ya ..</span><br /><br /><a style="font-family: trebuchet ms;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWq1TBd0-nEb2ZVF_vfb9MPt2Md1_09NbeEi_KpzJDn7132wJlXgBIaf2m3tK-GHexWfsQP-lhcfktMRTpKN9dqM1x-2-SmQ0CR9xQAVfi6GdxpVEadW7wXDyV3Z970mjtPeGG/s1600-h/lukis+cat+air+ryan.jpg"><img style="cursor: pointer; width: 243px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWq1TBd0-nEb2ZVF_vfb9MPt2Md1_09NbeEi_KpzJDn7132wJlXgBIaf2m3tK-GHexWfsQP-lhcfktMRTpKN9dqM1x-2-SmQ0CR9xQAVfi6GdxpVEadW7wXDyV3Z970mjtPeGG/s320/lukis+cat+air+ryan.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5356365172539172098" border="0" /></a><br /><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">asik juga ternyata, orang awam juga bisa berkreasi, ato bikin unik poto sendiri, dibikin kayak lukisan berwarna juga oke koq, kayak yang di bawah ini</span><br /><br /><a style="font-family: trebuchet ms;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2j-JetFx_2drY6Kvv6lj7XvKz5qYZU76uNo4AJp4N0a6HZqUhVuP4CpVal4lDDjPFwPNSS0IdTKIdtWNqeyI46alwp8q9unvwB_1R03SyCpENRTGUCip2CEfjN_ANxflRuM7-/s1600-h/lukis+ayah.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 190px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2j-JetFx_2drY6Kvv6lj7XvKz5qYZU76uNo4AJp4N0a6HZqUhVuP4CpVal4lDDjPFwPNSS0IdTKIdtWNqeyI46alwp8q9unvwB_1R03SyCpENRTGUCip2CEfjN_ANxflRuM7-/s320/lukis+ayah.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5356366496644830146" border="0" /></a><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">seru kan? sapuan kuasnya kelihatan baanget, tapi tidak membuat hilang ciri obyeknya, masih terlihat seperti saya kan?</span><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />dari pasfoto item putih, terus berani ke pasfoto yang berwarna, akhirnya saya coba untuk me-retouch foto yang lebih dinamis warna dan pose orangnya, karena proses membuat jadi lukisan kayak gini kan resikonya, obyeknya malah jadi tidak dikenali, makanya saya memulai dengan foto yang sederhana<br /><br />akhirnya pengen juga coba foto yang posenya lebih dinamis, ternyata dengan beberapa trik, bisa juga, saya begitu kagumnya, seolah memang dilukis oleh seorang pelukis aliran realis he he ..<br /> </span>djokotholehttp://www.blogger.com/profile/18049198633077205545noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8286137.post-54635497086328974012009-05-04T14:07:00.003+07:002009-10-08T11:43:25.219+07:00Palembang<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCNsdmkDjrtIcSLfH53UkeyjJL-vplVE7kAeKHFRsJIT8p2-FTKehdlr1jJifl8eIfA9PEJHWYkdWZ2qkr6ZtYZpbauzCiRHDN9l_qgtocIGmlD11nywmvvC3DzWX5oRnJSWw8/s1600-h/IMG_0147.JPG"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCNsdmkDjrtIcSLfH53UkeyjJL-vplVE7kAeKHFRsJIT8p2-FTKehdlr1jJifl8eIfA9PEJHWYkdWZ2qkr6ZtYZpbauzCiRHDN9l_qgtocIGmlD11nywmvvC3DzWX5oRnJSWw8/s320/IMG_0147.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5331863209870694274" border="0" /></a><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><span style="color: rgb(255, 102, 0);font-size:100%;" ><span style="font-family: trebuchet ms;">di Palembang ..</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">sebulan sudah</span><br /><br /></span>djokotholehttp://www.blogger.com/profile/18049198633077205545noreply@blogger.com0